Jumat, 12 Agustus 2016

Mitos Yang Salah Paling Umum Tentang Gula

Bicara tentang makanan sehat, memang tak bisa lepas dari topik gula. Gula yang berlebihan akan menyebabkan obesitas dan akhirnya memicu berbagai penyakit berbahaya, salah satunya diabetes tipe-2.

Kita juga harus mulai meneliti dan menyingkirkan mitos salah mengenai gula, yang selama ini sering Anda dengar dan mungkin Anda lakukan. Inilah lima mitos tentang gula atau pemanis yang perlu Anda ketahui.

  • Jika Anda mengurangi gula, berarti Anda harus mengurangi kalori juga.


Secara alami, gula ada di dalam lingkungan dan makanan yang kita makan, biasanya dalam bentuk fruktosa (buah) dan laktosa (susu).



Ini belum termasuk segala jenis karbohidrat yang oleh tubuh diolah menjadi gula dalam bentuk molekul glukosa dan diserap oleh darah lalu digunakan sebagai energi. Dengan kata lain, gula adalah sumber kalori sehinga mengurangi gula sama dengan mengurangi kalori.

  • Jus tidak mengandung gula tambahan, karena terbuat dari buah.

Salah. Kebanyakan jus konsentrat dan kemasan mengandung gula tambahan. Termasuk juga jus jenis cold pressed yang seringkali hadir dengan nilai nutrisi minimal dan pemanis maksimal.

Cobalah makan buah dalam bentuknya yang alami, itu lebih baik. Atau buat jus natural sendiri tanpa tambahan pemanis, lalu tambahkan es batu atau masukkan ke kulkas sebelum dihidangkan.

  • Jika tidak tercantum kata "gula" pada label, maka artinya makanan/ minuman itu tidak mengandung gula.

Tidak selalu begitu! Gula tidak harus selalu ditulis "gula" atau "pemanis". Gula juga hadir dengan nama lain dan biasanya berakhiran "osa" seperti fruktosa, dextrosa, maltsa dan lain sebagainya.



  • Jika rasanya tidak manis, berarti tidak mengandung gula.

Salah. Tidak semua yang rasanya tidak manis artinya tidak mengandung gula. Nasi, contohnya. Ketika pertama kali digigit dan terkena lidah, rasanya hanya tawar. Tapi jika Anda teruskan mengunyah, lama-lama akan terasa agak manis pertanda ada kandungan gula di dalamnya.

Begitu juga dengan sereal, pasta, bahkan saus sambal. Itu sebabnya, sangat penting memeriksa label pada kemasan untuk memeriksa kandungan gula dan tidak hanya mengandalkan indera perasa.

  • Jika menolak gula, artinya tidak bisa menikmati makanan penutup.

Ini juga tidak sepenuhnya benar. Makanan penutup adalah makanan yang cenderung jujur. Apa yang Anda lihat, itulah yang Anda dapat. Misalnya puding, Anda tahu bahwa kebanyakan puding sarat dengan gula.

Anda bisa tetap menikmati makanan pencuci mulut atau makanan penutup lain. Pilih buah potong atau makanan kecil berbasis buah, tapi dengan porsi secukupnya.

0 komentar

Posting Komentar

Populer Post