Meminum kopi telah dihubungkan dengan pengurangan resiko diabetes, dan sekarang para peneliti dari China merasa telah menemukan penyebabnya.
Tiga zat yang ditemukan dalam kopi sepertinya memblokir penumpukan racun dari sejenis protein yang dihubungkan dengan peningkatan resiko dari diabetes type 2.
"Kami menemukan tiga zat utama dalam kopi yang bisa membalik proses keracunan ini yang mungkin menjelaskan kenapa meminum kopi itu berhubungan dengan penurunan resiko dari diabetes type 2," kata peneliti Kun Huang, PhD, seorang profesor dibidang biological pharmacy di Huazhong University of Science & Technology.
Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa orang-orang yang meminum kopi 4 cangkir atau lebih per hari punya resiko 50% lebih kecil untuk terkena diabetes type 2.
Penelitian terbaru ini dipublikasikan di Journal of Agricultural and Food Chemistry.
Diabetes type 2 adalah jenis yang paling umum. Pada mereka yang menderita penyakit ini, tubuhnya tidak memiliki insulin yang cukup atau cell-cell mereka mengabaikan insulin. Hormon insulin yang diproduksi oleh pancreas, sangat penting untuk menggerakkan glocose ke dalam cell-cell agar menjadi energi.
Peneliti lain telah menghubungkan sejenis protein yang disebut HIAPP (human islet amyloid polypeptide) dengan peningkatan resiko dari diabetes. HIAPP itu mirip dengan protein amyloid yang terlibat dalam Alzheimer's disease, kata Huang. Saat penyimpanan HIAPP ini menumpuk, bisa mengarah pada kematian cell-cell di dalam pankreas, kata Huang.
Para peneliti dari China meneliti 3 zat utama dalam kopi dan efeknya terhadap pencegahan penumpukan racun dari protein, yaitu:
Kafein
Caffeic acid atau CA
Chlorogenic acid atau CGA
"Kami mengekspose HIAPP ke extract kopi, dan menemukan kafein, caffeic acid, dan chlorogenic acid, ketiganya menghambat pembentukan dari racun HIAPP amyloid dan melindungi cell-cell pankreas," kata Huang.
Ketiganya memberikan efek. Namun, caffeic acid adalah yang memberikan efek terbaik. Dan kafein yang terendah dari ketiganya.
Hasil tersebut mensugestikan bahwa kopi non-kafein juga bisa mengurangi resiko, kata Huang. "Pada kopi yang tidak mengandung kafein, pesentase dari caffeic acid dan chlorogenic acid bahkan lebih tinggi (dibanding kopi biasa), dimana level kafein berkurang drastis."
"Kami berharap bahwa kopi yang tidak mengandung kafein setidaknya punya efek yang sama atau bahkan lebih besar dibanding kopi jenis reguler," kata Huang.
Pada pasien yang sudah menderita diabetes, katanya, beberapa penelitian mensugestikan bahwa kopi non-kafein lebih baik dibanding kopi reguler.
The National Basic Research Program of China, the Natural Science Foundation of China, dan organisasi non-industry lainnya adalah penyumbang dana dari penelitian ini.
Kopi dan Resiko Diabetes : Perspective
Menjelaskan pengurangan resiko dari diabetes type 2 pada para peminum kopi adalah sebuah upaya yang berkelanjutan, menurut Vivian Fonseca, MD, president dari medicine and science untuk the American Diabetes Association. Dia adalah seorang professor dibidang medis dari Tulane University, New Orleans.
Dia mereview penemuan ini untuk WebMD. Ada banyak kemungkinan mekanisme yang menjelaskan hubungan ini, katanya. Para peneliti China, katanya, "telah mengidentifikasi salah satunya."
Namun, dia mengingatkan bahwa penelitian ini dilakukan di laboratorium. "Langkah berikutnya adalah dengan melakukan penelitian pada hewan," katanya. Kemudian pada manusia. Hasil penelitian laboratorium dan hewan tidak selalu memberikan hasil yang sama dengan penelitian pada manusia, katanya.
Joe Vinson, PhD, seorang professor dibidang kimia dari University of Scranton yang meneliti kopi juga mereview penemuan ini. "Kami tahu bahwa kopi bisa membantu mencegah diabetes type 2 dan ini mungkin hanyalah salah satu cara untuk melakukannya," katanya. "Mungkin masih ada cara lain."
Namun, konsentrasi dari zat kopi yang digunakan dalam penelitian tampaknya jauh lebih tinggi dibanding apa yang bisa di dapat oleh tubuh melalui konsumsi kopi secara umum.
0 komentar
Posting Komentar