Rabu, 26 November 2014

Pengobatan yang dilakukan dengan madu

Para ahli sejarah menyebutkan bahwa Phytagoras hidup dalam usia lebih dari sembilan puluh tahun. Makanan pokoknya sehari-hari terdiri dari roti dan madu.Diskusi tentang madu mendapat banyak perhatian dalam artikel-artikel yang dipublikasikan selama beberapa tahun bela-kangan ini di majalah-majalah kedokteran yang terpercaya, penulis akan mengutip sebagiannya sebagai berikut :
1. Bakteri Tidak Mampu Melawan Madu
Demikian judul sebuah artikel yang dipublikasikan di Majalah Dis Lancet Infect, bulan Februari 2003 M. Dalam artikel ini, Dr. Dixon menegaskan adanya kekuatan besar di dalam madu yang mampu mengalahkan bakteri, di mana bakteri-bekteri itu tidak mampu bertahan di hadapan madu. Penulis menganjurkan untuk menggunakan madu dalam mengobati berbagai jenis luka, termasuk luka bakar.
Berbagai riset ilmiah menunjukkan bahwa karakteristik fisikawi dan kimiawi madu, misalnya tingkat keasaman dan pengaruh osmoticnya, yang berperan dalam efektivitasnya membunuh bakteri. Di samping itu, madu memiliki spesifikasi anti proses peradangan (inflammatory activity anti).
Hasil terakhir adalah bahwa madu melawan pembusukan oleh bakteri dan mempercepat pulihnya luka-luka, luka bakar, dan borok.
2. Penggunaan Madu Sebagai Antiluka
Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan dalam Majalah Ann Plast Surg, bulan Februari 2003 M, dilakukan penelitian terhadap 60 pasien berkebangsaan Belanda yang terkena luka dalam, yang bermacam-macam, meliputi luka-luka menahun (21 pasien), luka-luka kompleks (23 pasien), dan luka-luka memar yang parah (16 pasien).
Para peneliti menyatakan bahwa penggunaan madu mudah dilakukan bagi semua pasien, kecuali satu orang, membantu pembersihan luka, dan tidak terjadi efek samping apa pun dari penggunaan madu dalam pengobatan luka-luka tersebut.
Para peneliti menyarankan dalam sebuah artikel yang dipublikasikan dalam Majalah Arch Surgery tahun 2000 M digunakannya madu untuk melindungi garis tepi luka-luka yang terjadi selama proses operasi pengangkatan tumor.

3. Madu dan Luka Bakar
Dalam rubrik “Luka Bakar” majalah Durns tahun 1996 M, telah dipublikasikan sebuah artikel tentang penggunaan madu untuk pengobatan luka bakar. Artikel tersebut menganjurkan penggunaan madu untuk luka bakar.
4. Madu Kaya Kandungan Antioksidan
Dalam studi yang dipublikasikan pada bulan Maret 2003 M di Majalah Agric Food Chem, para peneliti membandingkan antara pengaruh konsumsi minuman jagung atau madu dengan takaran 1,5 gr/kg berat badan terhadap efektivitas antioksidan. Kandungan plasma antioksidan fenolic telah bertambah dengan persentasi lebih tinggi setelah mengkon-sumsi minuman madu daripada setelah mengkonsumsi minuman jagung. Penelitian tersebut mengindikasikan bahwa antioksidan fenolic yang ada di dalam madu memiliki daya aktif tinggi serta bisa meningkatkan perlawanan tubuh terhadap tekanan oksidasi (oxidative stress).
5. Madu dan Kesehatan Mulut
Profesor Amoln menegaskan dalam sebuah artikel yang dipublikasikan oleh Majalah Dentgen pada bulan Desember 2001 M, bahwa madu bisa memainkan peran penting dalam pengobatan penyakit-penyakit gusi, sariawan, dan berbagai gangguan mulut lainnya, hal itu disebabkan madu memiliki spesifikasi anti bakteri.
6. Madu dan Pengobatan Infeksi Selaput Lendir Akibat Radiasi
Dalam sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Majalah Support Care Cancer, pada bulan April 2003 M, telah dilakukan terhadap empat puluh pasien yang mengidap kanker di kepala dan leher dan mereka itu membutuhkan penyinaran (radio therapy).
Para peneliti berkesimpulan bahwa pemberian madu secara lokal pada saat dilakukannya radioterapi merupakan metode terapi yang efektif, serta tidak memberatkan untuk men-cegah terjadinya infeksi selaput lendir di mulut.
7. Antara Madu dengan Infeksi Lambung (Maagh) dan Tukak Lambung
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam Majalah Pharmacolres tahun 2001 M, para peneliti menyatakan bahwa madu bisa membantu pengobatan infeksi lambung. Para peneliti juga melakukan penelitian lain tentang pengaruh madu alami terhadap bakteri yang terbukti bisa menyebab-kan terjadinya tukak lambung atau infeksi lambung, yang dikenal dengan sebutan bakteri pylori. Diperoleh kejelasan bahwa pemberian cairan madu dengan konsentrasi 20 % bisa melemahkan bakteri tersebut di piring percobaan. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Majalah Tropgastroent tahun 1991M.
8. Madu Mencegah Terjadinya Radang Usus Besar (Colitis)
Bisakah madu mencegah terjadinya radang usus besar pada tikus? Itulah pertanyaan yang dilontarkan oleh para peneliti di Universitas Raja Saud di Kerajaan Saudi Arabia. Pertama-tama mereka menciptakan terjadinya infeksi colon pada tikut-tikus percobaan tersebut dengan melukai tikus-tikus itu dengan acetic acid, setelah tikus-tikus itu diberi madu, glukosa, dan fruktosa melalui mulut dan anus selama empat hari. Para peneliti berhasil mengetahui bahwa madu bisa berperan baik dalam melindungi colon dari luka-luka yang biasa ditimbulkan oleh asam asetat.
Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda kepada orang yang datang kepada beliau, melaporkan bahwa saudaranya mengeluh sakit perut. Maka, beliau bersabda, “Minumkan madu kepada-nya…”.368)
9. Madu dan Kulit Kepala
Karena madu berkhasiat membunuh bakteri, sekaligus ber-fungsi sebagai anti jamur dan antioksidan, serta memiliki kandungan gizi yang tinggi, maka seorang peneliti bernama Dr. Wailial telah melakukan sebuah penelitian untuk mengetahui pengaruh madu dalam mengobati dermatitis (infeksi kulit) karena minyak dan ketombe.

0 komentar

Posting Komentar

Populer Post